Rasa Belantara wj. 4

Manusia Biasa

Karya: Imam Basori Alwi

 

Aku hanya sosok jauh dari sempurna

Banyak kekurangan di diriku ini

Tidak ada yang dapat ditinggikan

Banyak salah dan khilaf menyertaiku

 

Manusia yang jauh dari kata baik

Tak sepatutnya kau memilihku

Hanyalah bumi dan langit

Yang berbeda tempat dan derajat

 

Meskipun ada perbedaan dan larangan

Aku yakin pada saatnya nanti

Akan indah pada waktunya 




Musafir Cinta

Karya: Imam Basori Alwi

 

Aku ingin menjadi musafir

Musafir cinta yang teguh pada tujuan satu

Bukan berpindah-pindah menempati ruang hati

Menempati ruang hati satu yang telah terbuka

 

Perjalanan panjang dilalui

Tak dihiraukan lelah menginggap

Cobaan yang menghalang

Tak sedikit pun getar terhadapnya

 

Pada saatnya nanti

Akan aku buktikan sebuah arti pengorbanan

Pengorbanan sejati dari manusia biasa

Yang tak pernah padam walau hujan turun




Alunan Gitar Di Malam

Karya: Imam Basori Alwi

 

Malam yang sunyi membelenggu

Gelap gulita menjajah

Angin dingin menusuk ke ulu jiwa

Rintihan hujan jatuh ke bumi

 

Jari-jari melentik di senar gitar

Berpindah dari nada-nada

Merdu memacah sunyi malam

Menambah irama suasana sunyi





Secangkir Kopi Hitam

Karya: Imam Basori Alwi

 

Pagi tenang kau sudah berada di atas meja

Bau khas dirimu tak pernah salah

Meski pahit tapi kau tetap jadi primadona rasa

Mulut tua muda kau berikan dirimu

 

Menemami kala mata tak kuat lagi menatap

Secangkir kopi hitam yang harum

Menambah stamina yang lemah

Tak kuat lagi menahan ngantuk menyerang





Dor

Karya: Imam Basori Alwi

 

Dor dor dor

Dor dor dor

Bunyi dor

Dor dor

Dor dor

Pelatuk ditarik, dor





Rindu yang Dalam

Karya: Imam Basori Alwi

 

Hati yang sepi membelenggu

Menahan rasa tak kunjung datang

Mengharap kembalinya kepelukan

Yang tenang berpadu kasih

 

Menahan rasa rindu amat dalam

Bagai dua hati yang terpisah

Jiwa melayang-layang gundah gulana

Tak bisa meyalahkan jarak yang memisahkan

 

Dirimu menjamah seluruh isi kepalaku

Terbayang raut indah wajahmu

Terlukis senyuman manis di bibirmu

Ingin ku dekap peluk tubuhmu





Sepucuk Surat Putih

Karya: Imam Basori Alwi

 

Sepucuk kertas putih nan suci

Tergores pena dengan lembut

Melukiskan pesan yang tersurat

`Seluruh isi hati disampaikan

 

Bersediakah?

Empat tahun atau lebih

Itu bukanlah waktu sebentar

Segala akan berlalu dengan perubahan

Apakah akan tetap?

Yakinlah pada hati

Yang telah mempercayai seutuhnya

Semua tentu akan ada jawabannya

di antara dua pilihan

YA atau TIDAK





Wanita Tua Napas Hidupku

Karya: Imam Basori Alwi

 

Kau bagaikan sang surya yang selalu bersinar

Tak henti memancarkan kasih sayangmu

Sepanjang hayat kau berikan

Tiada tara Rama dan Sintha

 

Beribu sakit perih kau rasakan

Rela nahan perut tidak makan

Asalkan anakmu bisa makan

Melihatnya sudah bahagia

 

Meski anakmu sering nakal

Kau masih menyayangi

Meski anakmu membencimu

Kau tak pernah balik membencinya

 

Kau adalah ibu

Malaikat tak bersayap

Yang hadir memberi kasih

Kepada semua buah hati






Di atas Luka Dalam

Karya: Imam Basori Alwi

 

Banyak yang kau janjikan

Janji-janji yang ku berikan

Kepada manusia-manusia pengharap

Berharap dapat hidup sepantasnya

 

Omongan-omongan palsu terlontar

Dari mulut yang tak berpagar

lidah yang mengiris hati

sakit tapi tak berdarah

 

hanya luka dalam yang ada

berharap kepada manusia setengah dewa

ubah semua ini jadi mimpi buruk

Jangan berikan kepada kehidupan yang nyata





Hujan Malam

Karya: Imam Basori Alwi

 

Dingin menusuk kulit tubuh tipis

Angin meniup dedaunan berbisik

Bersahutan bernyanyi katak sawah

Tetesan air pada atap bersuara

Mulai rintik-rintik pelan

Hujan turun dengan damai

Membawa ke tempat tidur yang nyaman

Merasakan ketenangan yang sejatinya


3 komentar:

Puisi Sang Penguntai Masa Depan

  Sang Penguntai Masa Depan  _Karya: Imam Basori Alwi_  Setahun sekali memperingati hari jasamu  Hanya sehari mengenang pengabdianmu Sungguh...