Naskah Drama
PEREMPUAN
MAHA BENAR DI PANGGUNG SANDIWARA
PADA
SIANG HARI PANGGUNG GEDUNG SERBAGUNA SEKOLAH MULAI TAMPAK GADUH DENGAN PERCAKAPAN
SISWA-SISWI YANG SEDANG BERLATIH DRAMA UNTUK MENGISI PERPISAHAN KELAS DUA BELAS
Rohmi :
“Juliet, engkaulah belahan jiwaku yang telah lama hilang, akhirnya kita dapat
bertemu kembali.” (BERLATIH
DRAMA)
Uci : “Aku ingin bersamamu Romeo, hidupku
adalah hidupmu, bawalah aku ke mana saja, Romeo.”
(MEMBALAS PERCAKAPAN DRAMA )
DARI
KEJAUHAN TAMPAK RANI DAN EKO MEMANGGIL ROHMI DAN UCI MEMBAWA MAKANAN YANG
DIBUNGKUS PLASTIK HITAM
Rani : “Hey, Rohmi, Uci.” (BERJALAN MENGHAMPIRI)
Uci : “Ke sini, kalian bawa apa tuh?”
Eko :
“Ya, istirahat dulu, nih ada makanan, pasti kalian lapar berlatih drama dengan
sangat lama.” (MENYODORKAN
MAKANAN)
Rohmi : “Hehehe, kalian tahu aja kalau kami lapar.”
Uci : “Terima kasih, ya.”
Rani : “Bagaimana latihan dramanya?”
Uci : “Seperti biasa, Rohmi belum bisa
maksimal memerankannya.” (SEBEL)
Rohmi :
“Kamu tuh yang tidak maksimal, masih banyak salahnya.” (BALIK MENYALAHKAN)
Uci : “Tapi, kamu yang lebih banyak, peran
kecil saja kamu tidak bisa.”
Eko : “Sudah, sudah, kita harus bisa
profesional, perpisahan kurang sebentar lagi. Kita harus
bisa menampilkan secara maksimal pertunjukan drama ini.”
Rani : “Benar yang dibilang Eko, kita jangan
saling salah menyalahkan. Kita harus
bersama-sama
berlatih dengan sungguh-sunguh.”
Rohmi : “Iya, maaf ya, Ci.”
Uci : “Ya.” (MASIH MERASA KESAL)
Rani : “Kami tinggal ya, aku dan Eko ingin masuk
kelas dulu.”
SETELAH
BERISTIRAHAT ROHMI DAN UCI MELANJUTKAN LATIHAN DRAMA
Uci : “Mi, jangan salah lagi ya. Awas kalau
salah!”
Rohmi : “Iya.”
Uci :
“Romeo, kamu di mana? Aku tak bisa hidup tanpamu Romeo.” (BERJALAN MONDAR- MANDIR TAMPAK MENCARI)
Rohmi : “Aku di sini, Juliet. Di bawah menara ini,
tunggu! Aku akan datang menolongmu.”
Uci : “Cepat Romeo! Aku takut di sini.”
Rohmi : “Ya.”
Uci :
“Kamu kok cuma bilang ya saja, kan di naskah ada kalimat lanjutannya, kamu bagaimana sih?” (MARAH
SAMBIL MENGAMBIL NASKAH DRAMA)
Rohmi :
“Ya, aku lupa, kamu kok marah-marah gini.”
Uci : “Lah, kamu salah terus kok, makanya
dibaca dan dihafalin naskahnya, nih baca!” (MENYODORKAN
NASKAH)
Rohmi :
“Kan bisa baik-baik, tidak seperti ini, bisanya marah-marah saja.”
Uci :
“Aku sudah berlatih dengan keras dan sudah meluangkan waktuku untuk latihan
drama ini, tapi apa? kamu
yang malah enggak niat!”
Rohmi :
“Aku sudah bersungguh-sungguh, tadi hanya lupa, apa salahnya berlatih lagi?”
Uci :
“Aku sudah capek, kamu tetap saja tidak bisa-bisa.”
Rohmi : “Iya aku memang tidah pandai dalam
bersandiwara di panging ini, tapi aku punya niat
sungguh-sungguh
berlatih
Uci :
“Sudahlah, aku ingin berhenti saja latihan drama ini. Kamu cari saja lawan
peranmu yang mau diajak berlatih denganmu!”
Rohmi : “Kamu kok tidak bertanggung jawab!
Teman-teman dan guru sudah mempercayaimu
untuk
memerankan drama ini.”
Uci : “Aku bertanggung jawab kok, kamu yang
tidak bertangung jawab!”
Rohmi : “Tidak bertanggung jawab apa?”
Uci : “Pikir saja sendiri!”
TIBA-TIBA
RANI DATANG DAN MENDENGAR ROHMI DAN UCI YANG SEDANG BERTENGKAR. RANI MEMILIKI
IDE UNTUK MENYADARKAN MEREKA AGAR BERSIKAP LEBIH DEWASA UNTUK KESUKSESAN DRAMA
MEREKA
Rani : “Kenapa lagi kalian bertengkar?”
Uci :
“Itu Rohmi tidak bisa memerankan dengan baik, dia salah terus!” (MENUNJUK KEPADA
ROHMI)
Rohmi :
“Kamu sukanya menyalahkan saja. Padahal kamu juga ada yang salah. Emang ya perempuan itu
maha benar”
Rani : “Sudah, sudah. Jangan bertengkar. Aduhh,
asmaku kambuh. Aduh, aduhh.” (BERAKTING JATUH KARENA ASMA
KUMAT)
Uci : “Bagaimana ini? Ran, aku panggilkan guru
ya?” (MEMEGANG TANGAN RANI)
Rohmi : “Cepat-cepat panggilkan guru!” (BERSUARA
KERAS)
Rani : “Tidak usah, nanti sembuh sendiri. Aku
kalau mendengar keributan asamaku kambuh. Tolong,
jangan bertengkar, kita mendapat tugas dan dipercaya oleh guru untuk menampilkan
drama di perpisahan. Jadi, kita harus bisa memegang amanah itu. Kalian mau
kan belajar bersama lagi berlatih drama?”
Uci : “Iya Ran, aku yang salah. Maaf ya Rohmi,
aku sering menyalahkanmu.” (BERJABAT
TANGAN
MEMINTA MAAF)
Rohmi : “Aku juga yang salah, tidak belajar untuk
menghafal naskahnya. Aku juga minta maaf ya, Uci.”
MEREKA
BERLATIH DRAMA KEMBALI
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar