Rasa Belantara wj. 3


 Pusaka Keris

Karya: Imam Basori Alwi

 

Besi yang dirampas bentuknya


Ditempa baja dengan baja


Dimandikan dengan api panas


Ditempa berkali-kali

 


Hingga pipih dibuatnya


Dilekuk-lekuk badannya


Meruncing atasnya


Jadilah sebuah keris

 


Dibalut dengan wadah berukir


Diumpatkan di pinggang


Diselamati dengan sesaji dan kemenyan


Telah dikeramatkan dan dihormati





Jujur Apa pun Itu

Karya: Imam Basori Alwi

 

Banyak orang-orang berlidah dua


Segalanya atas hasrat duniawinya


Meskipun tahu itu salah


Tapi tak dipedulikannya


Membuat kepalsuan yang nyata


Semua perkataannya kabur


Tuturannya tak bisa dipegang


Licin bagai belut


Lidah manis beraksi


Dengan janji-janji yang dusta


Mengelabui lawan tuturnya


Mempercayai tipu dayanya


Tapi, kebenaran tentu saja akan muncul


Mereka tak kunjung sadar


Ulahnya sendiri lah yang membuat hidupnya hancur


Hancur berantakan tak ada yang percaya


Hingga sepanjang hayatnya tak berarti


Jadilah orang jujur apapun itu


Tak perlu ada yang disembunyikan


Hingga hidupmu menjadi berarti


Tuhan akan memberkatimu




Enaknya Gethuk Lindri

      Karya: Imam Basori Alwi

 

Namamu sudah tak asing lagi


Kau sudah terkenal di mana-mana


Tak hanya di desa-desa


Di kota-kota besar sudah ada kamu

 


Kamu berasal dari singkong


Yang tumbuh di dalam tanah


Dengan diolah kamu tercipta


Terkadang kamu memiliki warna

 


Cita rasa khas singkong melekat pada dirimu


Menjadikanmu makanan asli di negeri ini


Banyak orang ingin menginginkanmu


Merasakan gurih dan lezat dirimu





Kuda Lumping Kesurupan

Karya: Imam Basori Alwi

 

Tabuh gendang bertalu-talu


Alunan musik tradisional mengiringi


Menambah irama suasana gejolak


Melaraskan tarian kuda lumping yang kesurupan

 


Gerakan lincah  menyamainya


Cemeti dicambuk menambah semangat


Gemerincing gelang-gelang di kakinya


Menjadikan harmonis dengan irama

 


Penonton dibuat takjub dengannya


Melakukan atraksi di luar pikiran


Takut dan tegang menyelimuti suasana


Tapi, ada kesenangan tersendiri didapat





Aja Rumangsa Bisa, Nanging Bisa Rumangsa

Karya: Imam Basori Alwi

 

Jadilah orang aja rumangsa bisa, nanging bisa rumangsa

Jadilah orang jangan merasa bisa, tetapi bisalah merasa

 

Kesombongan dapat membawamu dalam celaka

Rendah hati dapat menaikkan derajatmu

 

Dalam diri kesombongan menampakkan aslinya

Tapi, rendah hati jadikanlah sebagai jati dirimu

 

Kesombongan menghancurkanmu

Meluluhlantahkanmu berkeping-keping

 

Rendah hatilah kepada siapa saja

Tua muda, lelaki wanita hormatilah

Bukan dalam arti kalah

Tapi, merendah untuk yang tinggi





Ngaben

Karya: Imam Basori Alwi

 

Jasad tergeletak mati kaku tak berdaya

Tinggal di atas menara bambu

Kurus kering keronta daging membalut tulangnya

Mata terbelalak tanpa terpejam

Hanya ada nyala api yang menemaninya

Serta senja yang karam ditelan laut Kuta

Mantra-mantra terucap mengiringi kepergian

Sosok yang kini pernah ada

 

Tangis sendu mewarnai upacara

Menjulur tinggi lidah api

Sekeliling terang pancaran cahaya api

Membakar yang ada di dalamnya

Tubuh tidak lagi menjadi tubuh

Tulang tidak lagi menjadi tulang

Yang ada abu dan debu

Tercampur arang bambu

Kini telah pergi

Tubuh yang dipinjam

Akan dikembalikan kepada pemiliknya

Menanti untuk dilahirkan suci kembali





Kesungguhan Hati

Karya: Imam Basori Alwi

 

Walau hanya segenggam kepalan

Berada dalam jauh di kegelapan

Ada sebercak cahaya menyinarinya

Atas-Mu lah menuju jalan lurus

 

Tetap berusaha dan meminta kepada-Mu

Hasrat harapan  yang ku sampaikan

Melalui untaian kata yang terus ku panjatkan

Sesungguhnya Engkau lah yang Maha Mengetahui

 

Setiap langkah yang maju

Setiap tubuh ini bergerak

Setiap napas berhembus

Setiap jantung berdetak

 

Berencana yang hanya bisa dilakukan

Mengangan-angan yang dipikirkan

Tetapi, keputusan ada di pada-Mu

Hanya takdir yang menjawabnya





Mata Buta

Karya: Imam Basori Alwi

 

Hilang dunia dipandangannya

Gelap gulita menghiasi dunianya

Tanpa ada sebercak cahaya

Penuh warna hitam

 

Arah tujuan hidup yang kelam

Tak ada yang dapat dilakukan

Selain semangat dan juang tuk hidup

Menggapai asa yang didambakannya

 

Caci maki menjadi hal biasa

Perlakuan kasar jadi kesehariannya

Tak diharapkan kehadirannya

Kehadiran yang membawa beban semata






Tak Terpisahkan

Karya: Imam Basori Alwi

 

Selalu mencoba untuk mengejar mimpi

Dari tidurku yang panjang

Mimpi-mimpi yang membawa akan suatu keyakinan

Yakin pada takdir Tuhan

 

Setiap usaha dan doa

Pasti Tuhan akan menjawab

Hamba yang telah meminta

Dengan pemberian yang terbaik





Cerita Kembali

Karya: Imam Basori Alwi

 

Kemarau panjang telah pergi

Kini hujan mulai datang kembali

Telah waktunya untuk hadir

Cerita dulu yang pernah kita lukiskan

 

Menanti kisah-kisah selanjutnya

Kisah yang tak terlupa hingga tua nanti

Anak cucu kita akan tahu cerita ini

Suka dan duka di dalamnya


4 komentar:

Puisi Sang Penguntai Masa Depan

  Sang Penguntai Masa Depan  _Karya: Imam Basori Alwi_  Setahun sekali memperingati hari jasamu  Hanya sehari mengenang pengabdianmu Sungguh...