Ulasan Kumpulan Puisi “Disebabkan oleh Angin” Karya WS Rendra

 

Ulasan





Ulasan Kumpulan Puisi “Disebabkan oleh Angin” Karya WS Rendra

Oleh: Imam Basori A.

 

 

Terbitlah buku kumpulan puisi yang dikarang oleh WS Rendra dengan judul “Disebabkan oleh Angin” pada tahun 1993. Judul ini diambil dari judul sajaknya Disebabkan oleh Angin yang ia tulis di Jakarta 24 Maret 1970 untuk dimainkan di TVRI. Puisi ini merupakan perkembangan dari satu puisi panjang dengan judul yang sama, yang ditulisnya di New York. Saat ia mengalami goncangan batin dan rindu kepada sahabat-sahabatnya di Indonesia. Puisi ini adalah untuk pementasan, tapi alih-alih, mengabdi untuk kepentingan panggung, antara yang maya dan yang nyata bergerak mondar-mandir dalam jiwa, antara kenangan lampau dan aku kini, antara suara dan kekosongan.

Setiap karya WS Rendra yang terdapat di buku ini, kebanyakan setiap puisinya menggambarkan tentang kasih sayang dan cinta sejati. Hal tersebut dapat terlihat dari puisi berjudul “Wanitaku! Wanitaku!” dan “Setelah Rambutmu Tergerai.” Dalam kedua puisi tersebut mengisahkan tentang kisah cinta sejati seorang laki-laki dengan perempuan yang penuh dengan seksualitas. Misalnya puisi yang berjudul “Wanitaku! Wanitaku!” menggambarkan gelora hati cinta seorang laki-laki dengan wanitanya, cinta seorang lelaki tersebut terwujud dalam kesetiaan sejati. Ini terlihat di bait berikut ini.

 

Sukmaku menjelma menjadi seekor kucing tua

yang lalu mengembara

luput ke dalam perkampungan

sudah sekian lama

sudah berbulan-bulan

sudah bertahun-tahun

sudah berabad-abad.

 

Bait di dalam puisi tersebut, lelaki mengalami duka sepi yang mendalam ditinggal wanitanya. Kekuatan cinta sejati sebagai sumber tenaga, keberanian, dan penuh harapan. Cinta inilah yang menimbulkan penderitaan, akan tetapi juga menjadikan lebih pandai, lebih kuat, dan sabar.

Dalam kumpulan puisi “Disebabkan oleh Angin” mungkin terlihat seperti membosankan bahkan kurang daya pikat. Dari luar terlihat kesederhanaan bentuk dan kata-kata yang biasa dan penuh seksualitas yang digunakan dalam puisinya. Kalau dilihat secara sekilas, diksi-diksi yang digunakan Rendra lebih sederhana dengan ungkapan sehari-hari atau berupa majas, misalnya: sukmaku menjelma menjadi seekor kucing tua, namun terdapat juga menggambarkan perwujudan yang khas mengidentitaskan perjalanan, situasi, keadaan dirinya, dan tempat yang dikunjunginya, seperti puisi yang berjudul “Disebabkan oleh Angin” dalam kalimat Inilah syair orang Indonesia, yang sedang berada di rantau, dari museum ke museum ia berjalan. Namun, jika lebih jauh kita memikirkan dan imajinatif maka akan lebih tampak keindahan serta gagasan-gagasan luhur di dalamnya. Kata-kata yang konkret ini untuk membangkitkan imajinasi (daya bayang) pembaca sehingga pembaca seolah-olah mendengar, melihat ataupun merasa dari puisi yang dilukiskan oleh penyair.

Meski kebanyakan puisinya selalu bercirikan menggunakan diksi sederhana dan bahasa sehari-hari, tetapi kata-kata yang konkret inilah yang menjadikan ciri puisi ini. Namun, sebenarnya di balik semua itu, tersimpan pesan kerinduan batin penyair kepada Indonesia yang dilukiskan dalam buku kumpulan puisi ini.

1 komentar:

Puisi Sang Penguntai Masa Depan

  Sang Penguntai Masa Depan  _Karya: Imam Basori Alwi_  Setahun sekali memperingati hari jasamu  Hanya sehari mengenang pengabdianmu Sungguh...