Resensi Novel Belenggu Karya Armijn Pane oleh Imam Basori A.

 

Resensi




Identitas Novel

Judul                    : Belenggu

Pengarang            : Armijn Pane

Penerbit               : Dian Rakyat

Tempat terbit       : Jakarta

Jumlah halaman  : 150 halaman

 

Menurut saya, novel yang berjudul “Belenggu” tersebut bagus karena menarik dan menginspirasi. Novel Belenggu memiliki sudut pandang yang menggunakan pola pengembangan orang ketiga karena pengarang menggunakan nama tokoh sebagai tokoh utama dalam novel tersebut, yaitu Sukartono. Novel ini membuat pembaca lebih aktif berpikir dan membuat pembaca mengembangkan imajinasinya karena dalam aspek cerita tidak menjelaskan secara jelas masalah-masalah kejadian dan peristiwa. Novel Belenggu ceritanya hampir memiliki kesamaan dengan kehidupan nyata. Bercerita mengenai ketidaktaatan seorang istri kepada suami, begitu pun seorang suami yang tidak memperhatikan istrinya dan ditambah ada orang lain yang mengganggu keutuhan rumah tangga.

Novel Belenggu memiliki warna sampul yang menarik dengan perpaduan yang cocok. Novel ini menggunakan bahasa yang cukup sulit dipahami oleh pembaca karena menggunakan bahasa Indonesia klasik. Pembaca akan merasa terganggu dengan alur cerita yang melompat-lompat antara sekarang dan masa lalu. Namun, alur dan maksud dari cerita secara perlahan dapat dipahami oleh pembaca. Pembaca harus berulang-ulang membaca novel Belenggu agar dapat memahami secara gamblang dan utuh, apabila membaca hanya satu kali kemungkinan akan tidak dapat memahami cerita dari novel tersebut. Kertas yang digunakaan di setiap halaman novel Belenggu terlalu tipis sehingga akan mudah sobek karena dibaca secara berulang-ulang dan tidak berhati-hati. Walaupun terdapat kesulitan dalam membaca novel Belenggu, tetapi isi dan pelajaran yang terkandung dalam novel tersebut mampu tersampaikan dan menutupi kekurangan hal itu sehingga novel Belenggu sangat menarik untuk dibaca.

18 komentar:

Puisi Sang Penguntai Masa Depan

  Sang Penguntai Masa Depan  _Karya: Imam Basori Alwi_  Setahun sekali memperingati hari jasamu  Hanya sehari mengenang pengabdianmu Sungguh...