Malam 17 Agustus
Karya: Imam Basori Alwi
Pada malam 17 aku bersila di teras
Sila yang berbunyi sepi dalam diam
Karena berulang kali kopi hitam dan air bening masuk ke dalam mulut
Merasakan pahit dan tawar sebelum mendulang manisnya hari esok
Meratapi terakhir penderitaan para pahlawan bangsa selama dua belas jam tiga puluh menit
Terasa tubuh seperti berabad-abad diberondong pelor
Tapi tak akan pernah mati jiwa dan rasa ini meskipun tubuh hancur lebur
Mungkin tak hanya manusia saja yang menantikan kebahagiaan ini
Jangkrik-jangkrik menyuarakan dengan seruan nyaringnya
Burung-burung dengan membawakan lagu indahnya
Kelelawar-kelelawar dengan bersemangat mengepakkan sayap mondar-mandir seperti tak sabar untuk menantikan kembali kemerdekaan Indonesia
Serta dengan iringan seluruh tabuhan alunan salawat dan doa bak merayu kepada Tuhan
Malam 17 Agustus, dengan ini saya menyatakan bahwa
Negaraku yang tercinta
Tetaplah bersatu
Republikku yang terhormat
Tetaplah Indonesia merdeka
(Tambahmulyo, Malam 17 Agustus 2024)