Resensi Kumpulan Cerpen Mereka Bilang Saya Monyet Karya Djenar Mahesa Ayu oleh Imam Basori A.

 

Resensi


Sumber: gambar Gramedia Pustaka Utama


Identitas Cerpen

Judul                      : Mereka Bilang Saya Monyet

Pengarang              : Djenar Mahesa Ayu

Penerbit                  : Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit           : 2002

Jumlah halaman     : 150 halaman

 

Menurut saya, cerpen Mereka Bilang Saya Monyet karya Djenar Mahesa Ayu ceritanya lucu, unik, dan berani. Cerpen tersebut mengisahkan tentang kisah-kisah anak perempuan yang memiliki nasib kurang beruntung sampai dengan kisah perempuan dewasa yang memiliki berbagai permasalahan yang dihadapi. Saya memberikan apresiasi terhadap pengarang yang berani dan mampu menciptakan cerita pendek tersebut.

Pengarang menceritakan cerpen Mereka Bilang Saya Monyet ada beberapa yang menggunakan bahasa vulgar dan berbau seks. Bahasa-bahasa yang kurang patut itu dituliskan sebagai pelengkap cerita yang diciptakannya. Hal ini sebaiknya yang membaca adalah orang-orang yang sudah berusia dewasa karena bila anak-anak yang membaca tanpa ada sebuah pengawasan takutnya  berakibat yang bukan-bukan dari perkataan maupun perbuatan dari seorang anak. Pengarang mampu mengungkapkan dunia kelam pada kehidupan nyata melalui sebuah karya sastra tanpa ada larangan dari pihak terkait. Peristiwa-peristiwa atau kejadian dalan jalan cerita tersebut tidak terlalu sulit untuk dipahami oleh pembaca. Cerita antarbagian yang satu dengan lainnya atau antarbab sangat berkaitan dan berhubungan serta terangkai dengan baik. Sebab itu, membuat pembaca secara terpaksa berimajinasi dengan mengikuti kejadian-kejadian yang ada di dalam cerita karena pembaca yang belum tahu dengan arti atau maksud kata dari sebuah tersebut dalam cerpen. Cerpen Mereka Bilang Saya Monyet karya Djenar Mahesa Ayu isi ceritanya padat dan tegas dalam mengungkapkan kejadian atau peristiwa yang ada dalam cerita.

Walaupun demikian, cerpen Mereka Bilang Saya Monyet memiliki pesan yang ingin disampaikan. Apa yang digambarkan dalam cerpen tersebut dapat memberikan suatu pelajaran bagi kita semua agar dapat memberikan perhatian lebih terhadap anak dan tidak melakukan penindasan serta pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat.

Resensi Novel Ca Bau Kan Karya Remy Silado oleh Imam Basori A.

 

Resensi




Identitas Novel

Judul                      : Ca Bau Kan

Pengarang              : Remy Silado

Penerbit                  : Kepustakaan Populer Gramedia

Tahun terbit           : 1999

Tempat terbit         : Jakarta

Jumlah halaman     : 414 halaman

 

Menurut saya, novel Ca Bau Kan karya Remy Silado bagus dan menarik.  Novel tersebut mengenai kisah cinta seorang perempuan asli Betawi yang bernama Siti Noerhaijati atau yang biasa dipanggil dengan nama Tinung dengan dua orang laki-laki, yaitu Tan Peng Liang dan seorang pengusaha tembakau. Tiap tokoh-tokohnya mendapat peran yang sangat detil dan khas. Pengarang mampu menggambarkan penokohan dengan emosi para tokoh dengan benar-benar sangat hidup, baik itu diungkapkan langsung oleh pengarang maupun dengan dialog antara tokoh-tokohnya. Novel Ca Bau Kan sarat akan bahasa dari pengarang. Dalam novel tersebut terdapat unsur sejarah yang dapat memberikan pengetahuan lebih bagi pembaca pada sejarah terdahulu. Gambaran secara jelas pola pikir dan budaya masyarakat sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan kondisi sosial. Ditambah, novel tersebut begitu banyak memuat budaya-budaya Tionghoa, bukan hanya kebudayaan dari Tionghoa saja menampilkan perang dalam ceritanya, tetapi dengan amat jelas dan detil pengarang memepertontonkan atau mengungkapkan berbagai budaya lain. Pengarang sangat lincah dalam memamerkan hingga membuat pembaca untuk mengimajinasi dan pengetahuannya akan bahasa Belanda, Betawi, Tionghoa maupun khas dari bahasa Semarang. Keunikan novel Ca Bau Kan adalah benar-benar menceritakan kronologi dan problem sebuah sejarah yang terdapat pada masanya.

Resensi Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari oleh Imam Basori A.

 

Resensi






Identitas Novel

Judul                      : Ronggeng Dukuh Paruk

Pengarang              : Ahmad Tohari

Penerbit                  : Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit           : 1982

Tempat terbit         : Jakarta

Jumlah halaman     : 408 halaman


Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari bagus dan menarik. Novel tersebut menarik karena mengisahkan tentang seorang ronggeng atau yang disebut dengan penari yang berasal dari Dukuh Paruk dan problem antara Rasus dan Srintil yang membuat rasa ingin tahu menjadi lebih besar nasib keduanya. Dukuh Paruk adalah sebuah desa kecil yang terpencil dan miskin, tetapi penduduknya memiliki suatu kebanggaan tersendiri karena di daerahnya terdapat warisan kesenian ronggeng yang senantiasa menggairahkan hidupnya.

Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk terdapat unsur kebudayaan yang dapat memberikan pengetahuan lebih bagi pembaca pada sejarah terdahulu. Gambaran secara jelas di mana pola pikir dan budaya masyarakat sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan tingkat pendidikan. Keunikan novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah benar-benar menceritakan kronologi atau problem sebuah kebudayaan yang terdapat di Dukuh Paruk.

Novel Ronggeng Dukuh Paruk memiliki sudut pandang dengan menggunakan pola pengembangan orang pertama serba tahu, yaitu si pengarang menggunakan nama tokoh Rasus yang dibuat seolah tahu tentang semua hal yang terjadi terhadap seluruh tokoh lainnya yang terdapat dalam novel tersebut. Jalan cerita dalam novel tersebut ialah campuran dan terkadang juga melompat-lompat. Sebagian besar novel tersebut sudah menggunakan bahasa Indonesia, tetapi terkadang terdapat campuran dari bahasa daerah. Bahasa daerah yang digunakan ada yang terlalu frontal atau kasar.

Kertas yang digunakan dalam novel tersebut kurang bagus sehingga hal tersebut dapat mengganggu kejelasan tulisan ketika membacanya. Setelah membaca novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari terdapat beberapa manfaat, baik manfaat pengetahuan maupun pesan yang ada di dalamnya. Pengetahuan mengenai salah satu budaya yang ada di Indonesia dan memberikan suatu pelajaran yang berharga akan pentingnya memilih pilihan yang tepat guna keberlangsungan hidup kelak.

Resensi Novel Mekar karena Memar Karya Alex L. Tobing oleh Imam Basori A.

 

Resensi





Identitas Novel

Judul                      : Mekar karena Memar

Pengarang              : Alex L. Tobing

Penerbit                  : Balai Pustaka

Tahun terbit           : 1985 (cetakan pertama tahun 1959)

Tempat terbit         : Jakarta

Jumlah halaman     : 151 halaman

Menurut saya, novel Mekar karena Memar karya Alex L. Tobing bagus dan menarik. Saya sangat tertarik dengan ceritanya yang sangat cocok untuk anak muda atau remaja karena mengenai persoalan perjuangan cinta yang tiada henti, meskipun menghadapi berbagai rintangan dan tantangan serta hampir menyerah atas keadaan. Namun, pada akhirnya dengan segala daya upaya perjuangan cinta semuanya yang diharapkan dapat terwujud dan perjuangan yang tidak sia-sia. Novel tersebut lebih menarik lagi dengan ceritanya yang di awali dengan kesusahan, tetapi di bagian ending-nya menyenangkan.

Novel Mekar karena Memar memiliki sudut pandang yang menggunakan pola pengembangan orang pertama, yaitu si pengarang menggunakan nama tokoh sebagai tokoh utama “aku” di dalam novel. Novel tersebut membuat pembaca dapat menikmati peristiwa-peristiwa yang ada di dalam cerita dan membuat pembaca mengembangkan imajinasinya karena dalam aspek ceritanya menjelaskan secara jelas masalah-masalah peristiwa. Novel Mekar karena Memar memiliki warna sampul yang menarik dengan perpaduan yang cocok. Novel tersebut menggunakan bahasa yang cukup mudah dipahami oleh pembaca sehingga pembaca dapat memahami bahasanya dan memudahkan dalam menangkap jalan ceritanya, tetapi terkadang ada beberapa kata yang tidak dimengerti oleh pembaca. Jalan cerita novel tersebut memiliki jalan cerita maju. Setiap kejadian dalam cerita tersebut dijelaskan oleh pengarang secara jelas. Cerita antarbagian yang satu dengan lainnya atau antarbab sangat berkaitan dan terangkai dengan baik. Novel Mekar karena Memar dapat memberikan pelajaran atau motivasi bahwa suatu pekerjaan yang dilakukan dengan niat dan berusaha yang bersungguh-sungguh akan dapat terwujud harapan atau yang diinginkannya karena kesuksesan itu butuh niat dan kerja keras.







Resensi Novel Doa Perkabungan Karya Gerson Poyk oleh Imam Basori A.

 

Resensi






Identitas Novel

Judul                        : Doa Perkabungan

Pengarang                : Gerson Poyk

Penerbit                    : Balai Pustaka

Tahun terbit              : 1987

Tempat terbit            : Jakarta

Jumlah halaman        : 90 halaman

 

Novel Doa Perkabungan karya Gerson Poyk sangat menarik untuk pembaca, khususnya saya yang telah membaca novel tersebut. Novel Doa Perkabungan dapat menarik perhatian pembaca karena ceritanya mengenai percintaan dan terdapat religiositas. Hal tersebut sangat membuat pembaca merasa dibuat hidup dan hadir di sebuah cerita tersebut. Dengan dapat dirasakan juga dikehidupan nyata yang mengenai kisah cinta.

Alur novel Doa Perkabungan sudah runtut, mulai dari pengenalan, klimaks, antiklimaks sampai dengan penyelesaian. Pengarang mengungkapkan sudut pandang novel tersebut menggunakan pola pengembangan orang pertama. Novel Doa Perkabungan sarat akan gaya bahasa yang khas dari pengarang, terkadang juga membingungkan untuk memahami bahasa dalam tiap kalimat-kalimatnya.

Kertas di setiap halaman novel Doa Perkabungan tipis sehingga mudah sobek untuk dibaca. Selain itu, sampul novel Doa Perkabungan kurang menarik. Novel Doa Perkabungan sulit ditemukan dan susah didapatkan di toko-toko




Resensi Novel Burung-Burung Manyar Karya Y.B. Mangunwijaya oleh Imam Basori A.

 

Resensi






Identitas Novel

Judul                      : Burung-Burung Manyar

Pengarang              : Y.B. Mangunwijaya

Penerbit                  : Djambatan

Tahun terbit           : 1981

Tempat terbit         : Jakarta

Jumlah halaman     : 279 halaman

 

Menurut saya, novel Burung-Burung Manyar bagus, menarik, dan menginspirasi. Novel tersebut menarik dan menginspirasi karena mengisahkan revolusi Indonesia. Keunikannya adalah sang tokoh utama Setadewa atau nama lainnya Teto justru berperang dari pihak Belanda melawan Indonesia, tempat di mana Larasati berjuang. Selain itu, terselip kisah cinta yang kuat antara tokoh utama Teto dan Atik (Den Rara Larasati). Novel Burung-Burung Manyar memiliki sudut pandang dengan menggunakan pola pengembangan orang ketiga, yaitu si pengarang menggunakan nama tokoh sebagai tokoh utama dalam novel tersebut. Novel tersebut membuat pembaca lebih aktif berpikir dan membuat pembaca mengembangkan imajinasinya karena dalam aspek ceritanya tidak menjelaskan secara jelas masalah-masalah kejadian atau peristiwa. Novel tersebut terdapat suatu pelajaran sejarah yang ada di dalamnya.

Ditambah, novel Burung-Burung Manyar juga menarik karena terdapat bahasa asing yang menjadi bagian cerita di novel tersebut seperti bahasa Jepang, bahasa Belanda, dan maupun ada bahasa Jawa meskipun didominasi dengan bahasa Indonesia. Namun, hal tersebut tidak menjadi persoalan yang serius bagi pembaca karena sudah dilengkapi dengan catatan kaki apabila seandainya pembaca tidak paham dengan beberapa kata yang selain berasal dari bahasa Indonesia. Hal itu juga memiliki keuntungan tersendiri bagi pembaca karena selain dapat menikmati dari cerita novel tersebut, di sisi lain juga mendapatkan pengetahuan baru berupa kosa kata dari bahasa asing.

Jalan cerita novel Burung-Burung Manyar melompat-lompat yang tidak menjelaskan perkembangan Teto saat kecil menjadi besar. Walaupun demikian, kita mendapat suatu pelajaran yang berharga dari cerita tersebut, yakni semua manusia yang pernah merasa gagal dalam meraih suatu impian agar tidak larut dalam kesedihan dan harus berani bangkit untuk mencoba hal yang baru.



LK Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks LHO Kelas X SMA/SMK/MA/MAK

Resensi Novel Atheis Karya Achdiat K. Mihardja oleh Imam Basori A.

 

Resensi




Identitas Novel

Judul                   : Atheis

Pengarang           : Achdiat K. Mihardja

Penerbit               : Balai Pustaka

Tahun terbit         : 2001 (cetakan pertama tahun1949)

Tempat terbit       : Jakarta

Jumlah halaman  : 232 halaman

 

Menurut saya, novel Atheis sangat unik, menarik, dan terdapat banyak manfaat yang bisa dipetik dari ceritanya. Novel Atheis mengenai keyakinan atau agama. Dikisahkan Hasan yang sebelumnya taat agama telah terhasut oleh Anwar sehingga menjadi Atheis (tidak percaya Tuhan) dan atas segala penyesalan akhirnya ia kembali kepada Tuhan.

Cerita dalam novel Atheis dapat dipahami karena bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Penggambaran suasana dan karakter tokoh-tokoh yang begitu detil sehingga pembaca seolah-olah merasakan apa yang terjadi dan merasa terlibat dengan emosi yang ada di dalam cerita. Memiliki jalan cerita yang unik dan terdapat kebudayaan pada waktu dulu sehingga memberikan wawasan pengetahuan bagi pembaca. Di dalam halaman novel Atheis terdapat juga sebuah gambar ilustrasi sehingga dapat memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suatu kejadian cerita tersebut dan apabila membaca novel Atheis tidak akan merasa bosan. Hal itu lebih memudahkan bagi pembaca untuk mengimajinasikannya dengan kreatif.

Kertas yang digunakan di setiap halaman novel Atheis tebal sehingga tidak mudah sobek apabila dibaca. Namun, sampul novel Atheis kurang menarik seperti terlihat abstrak. Novel Atheis sulit untuk mencarinya dan sukar didapat. Bagi peminat buku-buku sejarah, religius dan ingin mencari suasana baru dalam mendalami sejarah, novel Atheis cocok untuk dibaca dan dikoleksi. Sebab, dalam novel ini memuat nilai-nilai ketuhanan dan sejarah yang melatarbelakangi novel tersebut. Walaupun demikian, novel Atheis mengandung banyak manfaat nilai kehidupan yang perlu dipelajari dan memberikan inspirasi bagi pembaca agar dapat berhati-hati dalam bergaul dan patuh terhadap nasihat.

Resensi Novel Layar Terkembang Karya St. Takdir Alisjahbana oleh Imam Basori Alwi

 

Resensi




Identitas Novel

Judul                    : Layar Terkembang

Pengarang            : Sutan Takdir Alisjahbana

Penerbit               : Balai Pustaka

Tahun terbit         : 2006 (cetakan pertama tahun 1936)

Tempat terbit       : Jakarta

Jumlah halaman  : 201 halaman

 

Novel Layar Terkembang sangat menarik untuk pembaca, khususnya saya yang telah membaca novel ini. Novel Layar Terkembang dapat menarik perhatian pembaca khsususnya pembaca yang masih muda karena ceritanya mengenai percintaan. Kisah cinta Yusuf, Tuti, dan Maria. Pada akhirnya sebelum Maria meninggal, ia berpesan kepada Yusuf untuk menikahi Tuti yang tak lain adalah kakaknya sendiri. Hal tersebut sangat membuat pembaca merasa dibuat hidup dan hadir di sebuah cerita tersebut, sebab dapat dirasakan juga di kehidupan nyata yang mengenai kisah cinta.

Alur novel Layar Terkembang sudah runtut, mulai dari pengenalan, klimaks, antiklimaks sampai dengan penyelesaian sehingga membuat pembaca dapat lebih mudah mengetahui jalan cerita atau maksud cerita dari novel tersebut. Isi novel tersebut menggunakan bahasa-bahasa tersirat dengan penuh makna. Namun, bahasa yang digunakan dalam novel Layar Terkembang sulit dipahami karena masih banyak menggunakan bahasa-bahasa lama sehingga tatanan kalimatnya kurang efektif.

Novel Layar Terkembang memiliki warna sampul yang menarik dengan perpaduan yang cocok. Di sampul terdapat gambaran mengenai dua orang yang memadu kasih sehingga pembaca yang sebelumnya belum mengerti isi cerita dari novel Layar Terkembang, sebab dengan ada gambar tersebut pembaca dapat sekilas mengetahui dan akan mengira bahwa novel tersebut berisi tentang percintaan. Kertas halaman novel Layar terkembang yang digunakan terlalu tipis sehingga mudah sobek. Setelah membaca novel Layar Terkembang, saya mendapatkan banyak pengetahuan baru. Novel tersebut memberikan banyak inspirasi dan membuka mata kita tentang kegigihan berjuang yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan.

Puisi Sang Penguntai Masa Depan

  Sang Penguntai Masa Depan  _Karya: Imam Basori Alwi_  Setahun sekali memperingati hari jasamu  Hanya sehari mengenang pengabdianmu Sungguh...